TUGAS TERSTRUKTUR
FISIOLOGI HEWAN AIR
(PFA 126)
PERANAN DAN
FUNGSI ORGAN PENCERNAAN PADA IKAN
Disusun oleh:
Lantia Hanjarweni (11742028)
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang
bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang
belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk
kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan
menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung
pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar 50,000 jenis hewan, ikan merupakan
kelompok terbanyak di antara vertebrata lain memiliki jenis atau spesies yang
terbesar sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo.
Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58%
(13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis
ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70%
permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan
perairan tawar.
Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein,
lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama
protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi
asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi
kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan datang.
Sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang ada
pada daging ikan diperoleh dari luar, yaitu dengan mengkonsumsi makanan
(pakan). Untuk mengkonsumsi makanan maka ikan memerlukan sistem pencernaan agar
bahan tersebut dapat diproses. Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan
melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah
diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem
peredaran darah. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
sistem pencernaan dan kelenjar pencernaan yang terdapat pada ikan. Sedangkan
mafaat dari penyusunan makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
dan sumber referensi atau acuan bagi para pembaca, baik mahasiswa, masyarakat
umum maupun para peneliti.
BAB II
STRUKTUR DAN FUNGSI ALAT PENCERNAAN
2. 1. Sistem Pencernaan
Secara anatomis,
struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan,
tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri
dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar
pencernaan (Glandula digestoria).
2.2. Saluran pencernaan
Mulai dari muka ke
belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut,
farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
a. Mulut
Bagian terdepan dari
mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan
hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili
scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir
berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan.
Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar
bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba.
Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b. Rongga mulut
Di bagian belakan
mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan
langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga
mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi
oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan
terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan.
Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima
rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Farings
Lapisan permukaan
faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai
tempat proses penyaringan makanan.
d.Esofagus
Permulaan dari
saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk
membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum
akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan
air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung merupakan
segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan
organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya
sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus
yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung
dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna
makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung
khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik).
f. Pilorus
Pilorus merupakan
segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok
karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
g. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang
terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar
sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
h. Rektum
Rektum merupakan
segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas
antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen
tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka adalah ruang
tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang
sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ
tersebut.
j. Anus
Anus merupakan ujung
dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah
depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak
jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang
tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati
sirip dada.
2.3. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan
berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas
membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh
ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya
menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan
enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan
pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ
penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya
merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi
hati terletakpada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar
usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval
atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu
yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati.
Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
Pankreas merupakan
organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan.
Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel
hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik
bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang
bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar
dari pankreas menuju usus depan.
2.4. Proses Pencernaan
Sebelum makanan di
sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan berupa nafsu
untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau
dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera
bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat mencernakannya. Setelah
makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur.
Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan
enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi
glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan
karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja
aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air
liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna
untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan
normal.
Apabila makanan telah
masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran pencernaannya akan
terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu
pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen
menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah
protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung
lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus,
makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini
kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu
sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati.
Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian
ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah
memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam
air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga
mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran
getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase
dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk
mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan
memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino.
Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein
dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk
mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyseuaikan diri.
2.5. Penyerapan Sari Makanan
Makanan yang sudah
dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus.
Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih
sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap
sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya
lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari
makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap
dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain.
Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut
dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan
gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu
lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui
pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang
dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat makanan yang
telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan
metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan
zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana. Misalnya
pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan
zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Misalnya
pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan
darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah karbohidrat
kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein.
Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan
karbohidrat.
2.6. Pencernaan
Secara Fisik Mekanik dan Kimiawi
Pencernaan secara
fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi
pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik ini
juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui gerakan-gerakan (kontraksi)
otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen lambung dan usus
terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran cairan digestif. Pada ikan,
pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan
digestif yang berperan dalam proses pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan
di segmen tersebut yaitu disekresikan oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini
selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif yang berperan pada
proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas dan dinding usus
itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan
perubahan makanan dari yang asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana
atau yang asalanya berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel
mikro inilah makanan menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh
dinding usus yang selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Kesimpulan
Pencernaan adalah
proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi
sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke
seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Sistem atau alat
pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran pencernaan
terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus,
rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas
yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas
membantu proses penghancuran makanan.
Daftar Pustaka
Adhi, I.K.D 2008. sistem-pencernaan-pada-hewan.
http://gurungeblog. wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/
Affandi, R., Sjafei, D.S., Rahardjo, M.F.
danSulistiono. 2004.
FisiologiIkan, PencernaandanPenyerapanMakanan. DepartemenManajemenSumberdayaPerairanFakultasPerikanandanIlmuKelautanInstitutPertanian
Bogor. Bogor. 215 hal
Arfinanda, G.F. 2010. Sistem Pencernaan Hewan.
http://blogs.myspace.com/ index.cfm?fuseaction=blog.
Crayonpedia. 2008. SistemPencernaan
Eafrianto. 2009. Probiotik Pada Ikan. http://eafrianto.wordpress.com/ 2009/11/29/probiotik-pada-ikan/.
Ensilokpedia. 2008. Saluran pencernaan pada ikan.
http://ensiklofauna.net46.net
/?q=node/17.
Meitanisyah. 2009.
Anatomi dan Fisiologi ikanhttp://www.bloggaul.com/ meitanisyah/readblog/99696/anatomi-n-fisiologi-ikan.
Made Astawan, . 2001.
Ikan Air Tawar Kaya Protein dan Vitamin. http://www.
gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1057636419,44479,
Putra. A,I. 2009.
http://nemalz88veterinerblog.blogspot.com/2009/06/i_9553.html
Renaldy. R. 2010.
Sistem Pencernaan dalam Hewan . http://rhenorenaldy240990. blogspot.com/2010/01/sistem-pencernaan-dalam-hewan.html.
terjumpa info ni, pasal sembelit… sharing is caring :) - Sembelit : Kesukaran Membuang Air Besar
BalasHapusterimakasih banyak penjelasannya, menambah pengetahuan..
BalasHapushttp://obattraditional.com/obat-tradisional-radang-pankreas/